Mengeluh Saja Tidak Cukup #2

Oh Tuhan, aku ini stress karena terlalu banyak tugas sampai-sampai hal seperti jemuran saja bisa terlupakan, atau memang dasarnya aku ini pelupa?

05.35 Kegelapan sudah mulai berkurang, sedikit demi sedikit cahaya matahari mulai menmbus jendela kamarku. Aku melirik ranjang di sebelah kanan ku, kosong. Ternyata mbak Nurul, pemilik ranjang itu belum pulang dari kemarin sore, ntah kemana perginya, ia hanya bilang ada urusan penting. Aku sudah terbiasa melihatnya pergi, lalu baru kembali ke kost keesokan harinya. Lain dengan teman sekamarku  yang satu lagi, namanya Indah, ia jarang sekali berpergian, mungkin ia keluar kost hanya saat berangkat kuliah saja. Sepulang kuliah ia memborong makanan untuk makan siang, makan malam, bahkan untuk sarapan esok harinya ia beli di hari itu juga.
Sekarang aku ingin membaca sebuah novel yang kupinjam beberapa hari yang lalu dari mbak Nurul, alih-alih melupakan tugas akhirku. Aku rasa pagi ini cukup 20 halam saja yang ku baca, toh nanti sore masih ada waktu untuk membacanya lagi.

05.45 Ku kembalikan novel itu ke tempat asalnya, lalu aku mengambil laptop dan buku yang tebal untuk ku jadikan alas laptop ku yang akan ku pakai di atas kasur, karena tak mungkin aku meletakkan laptopku begitu saja di atas kasur tanpa alas. Menurut beberapa ahli komputer, jika sebuah laptop yang menyala diletakkan di atas kasur tanpa menggunakan alas sebagai perantaranya, maka debu yang menempel di kasur akan tersedot oleh kipas yang berada di dalam laptop, jika debu tersebut menumpuk di dalam, maka akan menyebabkan beberapa perangkat di dalamnya terbakar, dan masalah serius lainnya.
Aku membuka internet, mencoba untuk mengunduh aplikasi untuk tugas video tutorial ku. Ternyata banyak sekali versinya, aku bingung harus mengunduh yang mana, akhirnya ku pilih saja versi yang terbaru. Berhasil. Sekarang masalah barunya adalah, aku bisa mengunduh aplikasinya, tapi tidak tahu cara menginstalnya. Ah, sudahlah, lebih baik sekarang aku mencari materi untuk persiapan ujian ku beberapa hari ke depan, ternyata mudah sekali untuk mencari materi itu, lalu ku baca, ku pahami, dan ada beberapa yang ku simpan di laptopku.

07.00 Tak terasa sudah hampir siang, tapi tetap saja udara di sini masih terasa dingin. Aku mematikan laptopku, mengambil handuk kemudian menuju kamar mandi. Aku ngotot mandi meskipun udaranya masih sedingin ini, aku tak mau menunggu sampai siang hari, karena siang pun kadang semakin dingin. Lagi pula kata orang-orang tua di kampung ku, tidak baik kalau perawan mandi terlalu siang. Sebenarnya sampai saat ini, aku tak paham mengapa mereka berkata seperi itu, tapi anehnya aku tetap mempercayai mereka.

07.20 Ku kembali ke kamar ku, berganti baju, mengoleskan pelembab di wajah ku dan mengoleskan tendercare di bibir ku karena tadi malam aku lupa untuk mengolesnya di bibirku, alhasil pagi ini bibirku terasa kering. Handphone ku berbunyi, pesan dari Maulin, anak kost yang tinggal di kamar lantai satu, dia juga termasuk teman dekatku saat kamar ku masih di lantai satu juga, sekarang tidak sedekat dulu, karena aku pindah kamar ke lantai tiga.
“Vi, kamu nanti beli maem ngga?” tanya nya melalui pesan BBM.
“Iya” jawab ku singkat.
“Bareng ya …”
Oke, jam berapa?” balas ku.
“Nanti saja jam sembilan, aku belum mandi, aku baru bangun Vi…”
“Oke”
Aku tahu Maulin berbohong, tadi sebelum mandi aku melihatnya naik ke lantai empat untuk menjemur kembali pakaiannya yang kemarin sempat terguyur hujan. Menurutku, dia bukan baru bangun, tapi malas mandi.


Bersambung…

Tinggalkan komentar